Mahasiswa UB Malang Mengembangkan Krim Anti Jerawat Berbahan Dari Kulit Durian

Jakarta - Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang mengembangkan krim anti jerawat berbahan kulit durian. Kulit buah durian yang selama ini terbuang diformulasikan menjadi sebuah krim oles yang bermanfaat untuk mengatasi jerawat di wajah.

"Krim anti jerawat berbahan dasar limbah kulit buah durian lebih efektif dengan daya hambat sebesar 18,1 mm dibandingkan produk di pasaran yang mengandung tree tea oil dengan daya hambat sebesar 15,8 mm,"kata Nur Khasanah di Malang, Rabu (29/9).

Nur Khasanah bersama empat mahasiswa lain, yakni Putri Ayu M, Annindea Erza N, Dzurrotin Qurrota A dan Dita Rahmaningtyas meneliti kulit buah berduri dan berbau tajam itu. Para mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UB itu dibawah bimbingan Zubaidah Ningsih AS menemukan manfaat lain, selain untuk kayu bakar.

"Selain didukung dengan kemampuan daya hambat yang tinggi, kulit buah durian memiliki senyawa antibakteri seperti flavonoid, saponin, tannin, terpenoid, dan alkaloid,"sambungnya.

Metode pengobatan jerawat dijelaskan, umum dijumpai dengan cara dioleskan ke kulit (pengobatan topikal) atau dikonsumsi dalam bentuk obat (pengobatan sistemik). Namun metode oles dinilai lebih efektif dibandingkan secara oral (diminum), selain juga pertimbangan terjadi resistensi antibiotik dalam tubuh.

Sehingga untuk mendukung pengobatan secara oles dibuatlah formula dalam bentuk krim anti jerawat melalui teknologi yang disebut nanoemulsi.

"Teknologi nanoemulsi terdiri dari fase minyak dan air dengan ukuran droplet lebih dari 200 nm serta luas permukaan yang besar ini dapat memberikan efek hidrasi. Sehingga meningkatkan permeabilitas kulit dalam penetrasi obat dan mengurangi resiko peradangan jerawat,"jelas Putri Ayu.

Nanoemulsi didukung teknik mikrofluidisasi yang dapat bekerja tanpa menaikkan temperature sistem, dan ukuran droplet nanoemulsinya dapat dikontrol. Sehingga dapat dihasilkan krim anti jerawat dengan daya penetrasi yang lebih baik.

Proses pembuatan krim diawali dari pemilihan bahan kulit durian yang dibersihkan dan dipotong tipis-tipis. Bagian yang dimanfaatkan adalah sisi dalam kulit, setelah bagian duri dibuang.

Bahan tersebut selanjutnya dioven pada suhu 60 ° C selama 2 × 24 jam, sebelum dihaluskan dan diayak. Hasil ayakan berikutnya diekstrak secara maserasi dan dipisah pelarutnya menggunakan rotary evaporator, hingga diperoleh ekstrak kulit buah durian.

Hasil uji bakteri bahwa melalui teknik mikrofluidisasi dapat memengaruhi ukuran partikel. Sehingga diperoleh ukuran partikel yang lebih kecil dan memudahkan nanoemulsi gel masuk ke dalam sel bakteri. Sehingga didapatkan daya hambat yang lebih lebar.

"Diharapkan dengan krim ini dapat membantu permasalahan penderita jerawat,"tambah Putri tersenyum.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Beberapa Cara Menjaga Kesehatan Jantung, Sebagai Berikut

Berikut Ini Ada Cara Mudah Untuk Mengurangi Asupan Gula, Garam, Dan Lemak Anjuran Dari Pakar Gizi

Cara Menjaga Kesehatan Mata Karena Terlalu Lama Menatap Dalam Aktivitas Sehari-hari? Berikut Selengkapnya