Virus Corona Varian B.1.1.529 Afrika Selatan Dikatakan Lebih Menular Dari Varian Delta ?

Jakarta - Virus corona varian B. 1.1.529 yang muncul di Afrika Selatan dan Botswana tengah jadi sorotan para ahli karena membawa banyak mutasi baru. Beberapa ilmuwan khawatir bahwa varian itu mampu lolos dari antibodi dan bakal mendorong penularan COVID-19.

Varian B. 1.1.529 sendiri merupakan varian dengan mutasi paling banyak selama pandemi COVID-19. Ia punya overall 50 mutasi, di mana 32 di antaranya berada di spike healthy protein virus.

Perubahan drastis di spike protein merupakan tanda bahaya bagi para ahli. Itu merupakan bagian terluar virus yang berfungsi untuk masuk ke sel manusia. Perubahan signifikan pada location spike healthy protein menggarisbawahi pertanyaan apakah varian B. 1.1.529 punya kemampuan lolos dari antibodi yang dibentuk vaksin.

Menurut Tulio de Oliveira, direktur Center for Upsurge Response and Development di Afrika Selatan, mengatakan ada "konstelasi mutasi yang tidak biasa" dan "sangat berbeda" dengan varian lain yang telah beredar.

Varian ini memang mengejutkan kami, ia memiliki lompatan besar pada evolusi (dan) lebih banyak mutasi yang kami duga.

- Tulio de Oliveira, direktur Facility for Upsurge Feedback and also Development di Afrika Selatan -


Afrika Selatan merupakan salah satu dari tiga negara yang telah mengidentifikasi varian B. 1.1.529. Dua negara lain yang mencatat varian tersebut adalah Hong Kong dan Botswana. Virus corona ini pertama kali diidentifikasi di Botswana pada 11 November lalu lewat genome sequencing.

Lebih menular dari varian Delta?


Para ahli di Afrika Selatan kini khawatir dengan pertumbuhan kasus corona varian B. 1.1.529 di negaranya, di mana ia mulai menyebar di provinsi Gauteng yang mencakup kota-kota besar seperti Pretoria dan Johannesburg.

Pejabat kesehatan Afrika Selatan melaporkan bahwa corona varian B. 1.1.529 telah ditemukan di 77 kasus COVID-19 di provinsi Gauteng, Kamis (25/11). Di Botswana, varian ini muncul di empat kasus.

Sedangkan di Hong Kong, ia baru teridentifikasi di satu kasus COVID-19 (yang secara langsung terkait dengan perjalanan dari Afrika Selatan).

Namun, ada petunjuk bahwa varian B. 1.1.529 telah menyebar lebih luas.

Financial Times melaporkan bahwa otoritas kesehatan Afrika Selatan menemukan varian B. 1.1.529 di 90 persen dari 1.100 kasus COVID-19 di negara itu pada Rabu (24/11).

Berdasarkan laporan tersebut, Financial Times memperkirakan bahwa varian B. 1.1.529 jauh lebih menular ketimbang varian Delta, jika dihitung berdasarkan pertumbuhan total kasus sejak awal identifikasi.

Banyak pertanyaan, minim jawaban


Bagaimanapun, para ahli belum memiliki jawaban pasti soal tingkat bahaya varian B. 1.1.529. Hingga kini, para peneliti masih mempelajari lebih banyak soal karakteristik dan dampak yang mungkin dihadirkan varian tersebut.

"Ada banyak yang tidak kami pahami tentang varian ini," kata Richard Lessells, seorang dokter penyakit menular di Universitas KwaZulu-Natal di Durban, Afrika Selatan, dalam konferensi pers pada Kamis (25/11).

"Profil mutasi membuat kami khawatir, tetapi sekarang kami perlu melakukan pekerjaan untuk memahami pentingnya varian ini dan apa artinya bagi respons terhadap pandemi," imbuhnya.

Hal serupa juga disampaikan pimpinan teknis WHO untuk penanganan COVID-19, Maria Van Kerkhove, saat sesi tanya jawab di akun media sosial WHO pada Kamis (25/11).

Kami belum tahu banyak tentang ini. Apa yang kita ketahui adalah bahwa varian ini memiliki sejumlah besar mutasi. Dan kekhawatirannya adalah ketika Anda memiliki begitu banyak mutasi, itu dapat berdampak pada bagaimana virus berperilaku.

- Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis that untuk penanganan COVID-19 -


Sejauh ini, varian B. 1.1.529 diketahui membawa beberapa mutasi yang benar-benar baru. Hal ini membuat para ahli membutuhkan waktu untuk menyelidiki varian tersebut.

Varian B. 1.1.529 juga membawa beberapa mutasi yang sudah dimiliki varian corona lain. Salah satunya adalah mutasi N501Y yang sepertinya mempermudah penyebaran virus corona. Varian ini juga membawa mutasi yang diketahui mempersulit antibodi untuk mengenali virus dan mungkin membuat vaksin kurang efektif, menurut peneliti.

"Mereka memberi kami kekhawatiran bahwa virus ini mungkin telah meningkatkan penularan, meningkatkan kemampuan untuk menyebar dari orang ke orang, tetapi mungkin juga dapat mengatasi bagian dari sistem kekebalan tubuh," kata Lessells.

Kendati demikian, masih ada potensi bahwa varian B. 1.1.529 tidak terlalu menyeramkan seperti apa yang tampak di atas kertas.

Varian Beta, misalnya, pada akhir tahun lalu bikin ahli khawatir karena memiliki mutasi yang dapat menghindari sistem kekebalan tubuh. Tetapi, pada akhirnya varian itu kalah dibanding varian Delta yang menyebar lebih cepat.

Menanggapi kekhawatiran corona varian B. 1.1.529, para ahli Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan menggelar rapat pada 26 November untuk menentukan standing varian tersebut.

Tulio de Oliveira yakin bahwa that kemungkinan akan memberi tag varian B. 1.1.529 sebagai variant of issue atau variation of interest-- condition yang diberikan untuk varian corona yang berpotensi menimbulkan masalah.

Jika standing tersebut diberikan, varian B. 1.1.529 kemungkinan akan diberi nama varian Nu-- huruf yang tersedia berikutnya dalam sistem penamaan Yunani untuk varian virus corona.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Beberapa Cara Menjaga Kesehatan Jantung, Sebagai Berikut

Berikut Ini Ada Cara Mudah Untuk Mengurangi Asupan Gula, Garam, Dan Lemak Anjuran Dari Pakar Gizi

Cara Menjaga Kesehatan Mata Karena Terlalu Lama Menatap Dalam Aktivitas Sehari-hari? Berikut Selengkapnya