Penjelasan Mengenai Dengkul Kopong, Berikut Selengkapnya
Jakarta - Orang Indonesia tentu tidak asing dengan istilah penyakit "dengkul kopong". Banyak masyarakat mengaitkan dengkul kopong atau lutut kopong dengan kebiasaan onani atau masturbasi.
Melansir Medhelp, anggapan
tersebut hingga hari ini hanya klaim kosong. Belum ada penelitian yang
membuktikan keterkaitan onani dan lutut kopong. Seperti halnya masuk
angin, dengkul kopong sebenarnya tidak tercatat dalam dunia medis. Akan
tetapi dalam istilah medis, fenomena dengkul yang berbunyi disebut
dengan krepitasi.
Penyebab
Bunyi serupa letupan ketika bergerak menumpu pada lutut atau saat
jongkok adalah hal wajar. Hal ini dikarenakan semakin tinggi usia
seseorang, jaringan tulang rawan menjadi tidak rata yang memungkinkan
tulang saling bersentuhan sehingga berbunyi. Selain faktor usia,
mengencangnya ligamen ketika beraktivitas bisa jadi penyebab lutut
kopong.
Di samping itu, adanya lapisan sendi yang bergerak di atas lapisan
tulang juga bisa menyebabkan bunyi pada lutut. Dengkul kopong memang
tidak berbahaya, pun juga tidak bisa dianggap remeh apabila disertai
bengkak atau nyeri.
Melansir Healthline, dalam kondisi tertentu lutut kopong juga bisa disebabkan hal yang serius seperti:
. Osteoarthritis
. Tulang tumbuh
. Tendon membentur tulang di sekitar sendi
. Kerusakan tulang rawan dalam sendi
. Gelembung gas
. Sindrom Patellofemoral
. Patellofemoral tidak stabil
. Cedera Kerusakan cairan meniskus
. Chondromalacia patella
. Pembedahan.
Perawatan
Lutut kopong biasanya tidak berbahaya dan tidak memerlukan pengobatan.
Pengecualian apabila mengalami rasa sakit atau pembengkakan. Perawatan
akan tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Melansir Healthline,
berikut saran yang bisa dilakukan untuk mengatasi dengkul kopong:
. Menjaga berat badan tetap suitable
. Olahraga, seperti berjalan dan berenang
. Menggunakan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID)
. Obat resep, termasuk suntikan steroid ke dalam sendi
. Mengompres dengan suhu panas dan es untuk mengurangi peradangan
. Terapi fisik dan latihan untuk memperkuat otot-otot yang mendukung sendi dan meningkatkan jangkauan gerak
. Terapi perilaku kognitif
Diagnosis
Penderita mesti segera memeriksakan ke layanan kesehatan terdekat jika
merasa nyeri saat terdengar bunyi. Hal tersebut dapat mengindikasikan
beberapa penyakit seperti osteoarthtritis dan rheumatoid atau radang
sendi menular.
Secara umum, lutut kopong adalah kondisi yang wajar dan tidak
mengkhawatirkan apabila tidak disertai nyeri atau pembengkakan. Anggapan
onani atau masturbasi sebagai penyebab lutut kopong sampai saat ini
juga belum dapat diverifikasi kebenarannya.
Komentar
Posting Komentar