Kasus Covid-19 di India Semakin Parah : Terlena Pangkal Petaka

New DelhiIndia sempat menjalani masa-masa "regular" di kala pandemi Covid-19, dengan kehidupan sehari-hari yang tampak baik-baik saja.

Pesta pernikahan mulai dihadiri ratusan orang, para pengunjung di pasar banyak yang tidak memakai masker, dan ribuan massa berkumpul untuk demo politik. Terbaru, lebih dari 1.000 orang positif Covid-19 setelah mengikuti routine mandi massal Kumbh Mela di Sungai Gangga.

Nyatanya, sikap terlena dan teledor menjalankan protokol kesehatan (prokes) itu pada akhirnya berujung petaka: tidal wave kasus Covid-19 di India.

Gelombang kedua virus corona di India yang dimulai bulan lalu sangat mematikan. "Orang-orang menjadi sangat terlena, bertindak seolah-olah virus itu sudah hilang, yang tidak masuk akal," kata Dr K Senthil dikutip dari The Guardian, Rabu (14/4/2021). Dr Senthil merupakan ahli urologi di Coimbatore, Tamil Nadu.

"Sekarang kami mengalami gelombang infeksi virus corona yang jauh lebih buruk daripada yang pertama, dan skala penyebarannya semakin buruk." "Di Tamil Nadu, hanya butuh 15 hari untuk mencapai tingkat kasus yang sama di rumah sakit yang mencapai angka puncak terakhir kali." "Di kota-kota besar negara bagian, rumah sakit sudah hampir penuh."

Minggu ini Covid-19 di India semakin parah, dengan melampaui Brasil sebagai negara kedua di dunia untuk kasus terbanyak yaitu 13,68 juta, Hampir setiap hari ada angka tertinggi untuk kasus baru, seperti 161.736 kasus pada Selasa (13/4/2021).

Kasus aktif juga mencapai titik tertinggi baru, sementara angka kematian terus meningkat kini menembus 171.000. Pasien Covid-19 di India kini lebih muda Situasi diperparah dengan varian baru infection corona di India, yang banyak menulari kaum muda bahkan anak-anak.

Negara-negara bagian seperti Maharashtra memberlakukan lockdown akhir pekan, sedangkan New Delhi menerapkan jam malam tanpa lockdown overall. Selama akhir pekan jenazah pasien Covid-19 menumpuk di luar rumah sakit pemerintah di Raipur, negara bagian Chhatisgarh.

Pihak RS tidak mengira jumlahnya akan sebanyak itu, sehingga mereka tak bisa mengkremasinya dengan cepat. Kemudian di Surat negara bagian Gujarat, krematorium dipenuhi pasien meninggal infection corona sehingga banyak keluarga mulai menguburnya di lahan terbuka.

"Kali ini kami melihat orang-orang yang lebih muda antara 20-40 tahun mengalami gejala serius dan bahkan anak-anak sekarang dirawat di rumah sakit dengan gejala parah," kata Dr Shashank Joshi anggota satgas Covid-19 Mumbai. Membeludaknya jumlah pasien membuat pasokan oksigen pun menipis.

"Stok cuma bertahan tiga jam," kata Kshitij Thakur politisi lokal di koyamadya Vasai-Virar, Maharashtra, dalam twit yang ditujukan ke pemerintah pusat dan PM Narendra Modi.

"Ada lebih dari 7.000 kasus aktif di sana dan lebih dari 3.000 orang membutuhkan suplai oksigen setiap hari," tambahnya. Meski sejauh ini 108 juta orang lebih sudah divaksinasi, gelombang kedua Covid-19 di India yang berpenduduk 1,3 miliar masih tak terhentikan.

Sebelumnya India dipandang dapat menghindari gelombang kedua karena kombinasi herd immunity gelombang pertama dan dugaan munculnya kekebalan alami. Menteri Kesehatan India Harsh Vardhan pada Januari juga menyatakan India berhasil mengatasi pandemi.

The Guardian menyimpulkan, tsunami kasus virus corona di India ini adalah campuran rasa puas diri dan varian baru Covid-19 di India yang lebih menular.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Beberapa Cara Menjaga Kesehatan Jantung, Sebagai Berikut

Berikut Ini Ada Cara Mudah Untuk Mengurangi Asupan Gula, Garam, Dan Lemak Anjuran Dari Pakar Gizi

Cara Menjaga Kesehatan Mata Karena Terlalu Lama Menatap Dalam Aktivitas Sehari-hari? Berikut Selengkapnya